Part 4
Koq dari awal hanya bicara product knowledge aja mana perbandingan real-nya ? Ini dia… Asumsi saya menggunakan unit link dari Allianz dengan term life dari perusahaan lain (PT Y) yang paling populer di Indonesia untuk term life-nya. Yang dijadikan sebagai referensi adalah laki-laki usia 39 tahun dan bukan perokok dengan UP jiwa 1M. Hasilnya sebagai berikut :
Unit Link Allianz : Premi 7,2 juta per tahun dengan masa bayar selama 10 tahun
Term Life 10 tahun PT Y : Premi 4,6 juta per tahun untuk 10 tahun pertama dan 10,5 juta untuk 10 tahun berikutnya.
Sekarang lihat tabel berikut ya …
Nah kelihatan khan hasilnya ? Dengan UP yang sama dalam waktu 10 tahun uang yang dikeluarkan term life jauh lebih kecil dibandingkan dengan unit link. Tapi tunggu dulu … Apakah si Mr. X ini cukup perlindungan selama 10 tahun saja ? Kalau iya maka sudah gak perlu diperdebatkan bungkus term life dan jangan coba-coba unit link meskipun itu agen adalah saudara atau teman dekat anda.
Kalau di atas 10 tahun bagaimana ? Nah sekarang pertarungan mulai akan seru. Anggap saja selisih premi unit link dengan term life sebesar 2,6 juta per tahun tersebut diinvestasikan di reksadana jenis saham dengan return 20% maka hasilnya akan menjadi sekitar 83 juta di akhir tahun ke-10. Artinya sekarang si Mr. X punya hasil investasi 67 juta yang dapat digunakan untuk membayar premi asuransi term life nya dia setelah tahun ke-10. Karena term life 10 tahun maka premi mulai tahun ke-11 sampai dengan ke-20, premi akan naik menjadi 10,5 juta per tahun. Sehingga uang 67 juta tersebut cukup untuk membayar preminya secara gratis sampai dengan tahun ke-16. Kesimpulannya adalah kalau Mr. X hanya memerlukan pertanggungan asuransi jiwa selama 11-15 tahun saja maka lagi-lagi bungkus term life meskipun unit link masih cukup menggoda untuk dipilih kalau seandainya selisih premi tidak disiplin anda investasikan tetapi kalau lebih dari 15 tahun maka jawabannya bungkus unit link dengan catatan ramuan unit linknya benar ya. (Bersambung)
