Petunjuk Praktis Perencanaan Keuangan & Asuransi

Perencanaan Keuangan &  Asuransi Untuk Setiap Fase Kehidupan

Perencanaan keuangan dan asuransi itu penting sekali dan harus saling sinergi tetapi sayang menurut Aidil Akbar 9 dari 10 pemilik asuransi itu salah beli katanya. Mengapa ini terjadi ? Karena pemahaman agen ataupun nasabah terhadap dunia perencanaan keuangan dan asuransi di Indonesia masih relatif rendah.

Dalam keluarga terdapat 4 tujuan perencanaan keuangan primer yaitu dana darurat, asuransi, dana pendidikan anak dan dana pensiun. Keempat perspektif dalam tujuan finansial primer tersebut haruslah dibuat seimbang bukan hanya mementingkan 1 perspektif saja secara berlebihan. Banyak agen asuransi pada umumnya yang hanya paham 1 perspektif saja yaitu asuransi sehingga tidak memberikan nilai tambah secara holistik tentang dunia perencanaan keuangan kepada nasabah sehingga wajar akhirnya banyak yang salah beli.

Berikut adalah panduan praktis tujuan finansial primer yang wajib dibaca dan dipahami oleh semua orang sebelum memutuskan untuk melakukan investasi ataupun membeli asuransi.

Tabel Perencanaan Keuangan & Asuransi

Bagaimana cara membacanya, silakan simak pembahasan setiap fase di bawah ini.

Phase – Kelahiran & Balita, pada fase ini seseorang masih sangat begantung pada orang lain dan pada fase ini seseorang cukup dibekali dengan asuransi kesehatan oleh orang tuanya. Ingat ya asuransi kesehatan, bukan asuransi jiwa.

Phase – Sekolah, pada fase ini sesorang sudah lebih mandiri dan sudah harus dibekali dengan pengetahuan perencanaan keuangan yang baik dengan memperkenalkan konsep menabung untuk mendapatkan dana darurat, konsep investasi dan yang pasti tetap orang pada fase ini harus dilindungi dengan asuransi kesehatan. Memangnya anak SD sudah bisa diajarkan investasi ? Bisa saja karena di Jepang saja anak usia 7 tahun sudah mulai diperkenalkan dengan dunia saham loh. hehehe

Phase – Menikah, nah pada fase ini seseorang sudah dianggap mandiri dan sudah harus bisa melakukan sendiri perencanan keuangannya yaitu untuk tetap menabung untuk dana darurat kemudian melakukan investasi untuk pensiun, kepemilikan rumah, ibadah haji, dll. Asuransi kesehatan juga masih harus dimiliki terus  plus karena sudah menikah maka si penghasil uang untuk keluarga wajib memiliki asuransi jiwa.

Phase – Membesarkan Anak, wah pada fase ini peran seseorang sudah jauh lebih komplek karena sudah harus memastikan kelangungan hidup penerus keluarga yaitu anak. Sama seperti halnya pada fase menikah maka pada fase ini seseorang sudah harus menambah porsi investasinya untuk pendidikan anak hingga anak bisa mandiri.

Phase – Pensiun, pada fase ini seseorang harus tetap bisa hidup mandiri dan karena sudah memasuki usia pensiun maka diasumsikan sudah tidak memiliki penghasilan sehingga tidak ada yang perlu ditabung ataupun diinvestasikan lagi. Justru pada usia pensiun inilah seseorang sudah harus menikmati hasil tabungan dan hasil investasi yang telah dilakukkannya sejak usia sekolah dan usia produktif. Bagi beberapa orang di usia pensiun ini masih memiliki tanggungan anak sehingga jiwanya masih perlu diasuransikan dan kalau sudah tidak punya tanggungan maka asuransi jiwa dapat distop dan hanya perlu melanjutkan asuransi kesehatan saja hingga tutup usia.